Pada ujian mata kuliah Ti yang diajar oleh bapak Ristiawan, setiap mahasiswa di beri tugas untuk mencari jurnal mengenai “AQUACULTURE BIOINFORMATIC” dan kemudian meresum jurnal tersebut. Pada tugas kali ini saya mendapatkan jurnal berjudul PENGGUNAAN JENIS MEDIA KULTUR TEKNIS TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN NUTRISI SEL Spirulina platensis, dimana didalam jurnal tersebut membahas kandungan nutrien dalam media kultur yang mempengaruhi kehidupan Spirulina platensis dan kandungan nutrisi dalam tubuh Spirulina platensis. Terdapat aspek biologis dalam jurnal tersebut dan juga membahas tentang kehidupan Spirulina platensis. Untuk melihat detail tentang jurnal yang saya bahas dapat dilihat pada link berikut
RESUMAN JURNAL
PENGGUNAAN JENIS MEDIA KULTUR TEKNIS TERHADAP
PRODUKSI DAN KANDUNGAN NUTRISI SEL Spirulina platensis
Budidaya pakan alami mengalami kemajuan pesat, yang tadinya diperuntukkan bagi dunia perikanan tetapi sekarang telah juga untuk farmasi, makanan tambahan dan kosmetik. Pakan alami berasal dari golongan Cyanophyta (alga hijau biru) dari jenis Spirulina platensis. S. platensis mempunyai kandungan protein 60 – 71 %, lemak 8 %, karbohirdrat 16 %, dan vitamin serta 1,6 % Chlorophyll-a, 18 %, Phycocyanin, 17 % β-Carote.
Nutrien dalam media kultur sangat penting untuk menjaga kuantitas, kualitas dan kestabilan produksi sel S. Platensis. Produktivitas sel S. platensis dipengaruhi faktor media, yaitu intensitas cahaya, temperature, ukuran inokulasi, muatan padatan terlarut, salinitas, ketersediaan makro dan mikronutrien (C, N, P, K, Na, Cl, Ca, dan Fe, Zn, Co).
Media Walne, TMRL , dan Zarrouk merupakan media-media yang biasa digunakan dalam kultur massal sel mikroalgae. Untuk alasan itulah perlu dilakukan penelitian terhada penggunaan ketiga media tersebut dalam kultur S. platensis untuk mengetahui jumlah peningkatan produksi dan komposisi jenis media kultur yang terbaik dari ketiga media tersebut.
Kelimpahan sel S. platensis mengalami kenaikan dari hari pertama kultur sampai hari ke 7, setelah itu mengalami penurunan sampai hari ke 10. Dari ketiga jenis media kultur semuanya mengalami puncak populasi pada hari ke-7. Nilai rata–rata kelimpahan sel S. platensis tertinggi terjadi pada perlakuan W (5,684 ± 0,019 log sin/ml), kemudian diikuti perlakuan T (5,616 ± 0,038 log sin/ml), dan terendah pada perlakuan perlakuan Z (5,384 ± 0,086 log sin/ml).
Kandunga proximat untuk kandungan protein tertinggi diperoleh dari perlakuan W dengan rata- rata 67,58, kemudian perlakuan T dengan rata-rata 67,03 dan yang terendah adalah perlakuan Z dengan rata-rata 66,81. Dari penelitian terhadap 3 sampel media kultur tersebut didapatkan hasil bahwa media Walne merupakan media yang terbaik untuk menumbuhkan sel maksimum S. platensis dan mengandung protein serta lemak yang lebih tinggi.