Rabu, 02 November 2011

bakteri

Bakteri Si Peracik Racun dan Lem

Oleh Yeyen Rostiyanlwabah bakteri varian baru dari Escherichia coli atau E coli tampaknya kianmengkhawatirkan. Para ahli menemukan bahwa bakteri ini mampu meracik toksin yang sangat beracun dengan sejenis "lem" langka yang mampu melekat pada ususpenderitanya. Tim peneliti pun khawatir bahwa bakteri ini adalah E coli bersifat paling beracun yang menyerang populasi manusia.
Penelitian ini diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum tim bisa benar-benar memahami karakter bakteri ini. Hingga Jumat (3/6) diberitakan bahwa 17 orang tewas akibat bakteri ini di Eropa. Sedangkan 1.500 orang lainnya menderita sakit.
Bakteri E coli yang ada saat ini biasanya tidak berbahaya. Sedangkan wabah yang melanda Eropa. Bakteri ini bagian dari kelas yang dikenal sebagai Shiga toxin-producing Eschericia coli atau STEC. Kelas ini memilikikemampuan melekat kuat pada dinding usus tempat bakteri itu memompakan toksin. Gejalanya antara lain diare dan muntah.
Pada kasus yang parah, penyakit yang ditimbulkan disebut hemblytic-uremic syndrome (HUS). Menurut laman milik National Center for Biotechnology Information (NCBI) di Amerika Serikat (AS), HUS adalah kelainan yang biasanya muncul ketika infeksi pada saluran cerna memproduksi zat racun yang mampu menghancurkan sel darah merah dan mengakibatkan cedera pada ginjal.
Selain merusak fungsi ginjal, HUS juga mengakibatkan koma,kejang, dan stroke.
"Di Jerman kini dilaporkan ada 470 kasus HUS. Ini luar biasa," kata Dr Robert Tauxe, ahli penyakit yang terkandung pada makanan. Saat ini lembaga tempat ia bekerja, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bekerja sama dengan Pemerintah Jerman untuk meneliti wabah ini.
Wabah E coli 0157H7 pernah terjadi pada 1992 dan 1993 di AS akibat daging-hamburger tercemar E coli dan dimasak kurang matang. Saat itu empat orang tewas dan 700 orang lainya sakit. Kasus HUS dalam wabah ini terjadi pada 44 orang.
"(Namun) wabah kali ini 10 kalilipat lebih besar dari wabah yang pernah terjadi di AS," kata Tauxe.
Bakteri yang mewabah di AS saat itu E coli 0157 H7. Jerman dan Eropa kali ini, memiliki modifikasi pada bentuk lem pelekat-nya. Menurut Tauxe, lem ini biasanya hanya ditemukan pada anak-anak di negara berkembang.
"Lem yang digunakan bakteri ini berbeda dari E coli 0157 atau bakteri STEC lainnya," katanya.
Sementara itu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, tampaknya ada gen ekstra yang menyebabkan bakteri ini sedemikian mematikan. Sedangkan sumber penularannya masih belum diketahui. reuters/ap
Entitas terkait
Ringkasan Artikel Ini
Jumlah kata di Artikel : 407
Jumlah kata di Summary : 0
Ratio : 0,000

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.
Pendapat Anda
Pendapat anda mengenai ringkasan artikel ini : Baik Buruk

3 komentar: